Tanggung Jawab



Seringkali, seseorang menyalahkan ketidakmampuan mereka pada pendidikan, kualifikasi, pimpinan, perusahaan, ekonomi, pemerintah, keluarga, teman-teman, dan lingkungan tempat mereka dibesarkan.
Sebagai manusia, kita semua sangat ahli dalam mencari pembenaran. Kita semua sangat cerdik dalam membenarkan diri untuk menjadi seperti apa adanya diri kita. Sayangnya, begitu kita membenarkan diri untuk menjadi siapa kita, ini akan menjadi alasan kita.
Kita mungkin akan terus mempertahankan alasan yang sama untuk sepanjang hidup kita. Sayangnya, harga yang harus kita bayar untuk pembenaran adalah bahwa kita tetap akan menjadi seperti ada adanya diri kita.
Jika kita tidak mau berubah, tetap menjadi seperti apa adanya diri kita, hukumannya adalah kita tetap akan berada dimana saat ini kita berada. Jika kita ingin bergerak maju dalam hidup, maka kita harus mau berubah.
Semua orang yang sukses menerima tanggung jawab atas dirinya sendiri. Mereka tidak menyalahkan orang lain atas kondisinya. Satu-satunya orang yang bisa membuat kita mau belajar menulis adalah kita.
Satu-satunya orang yang bisa membuat kita mau belajar bahasa Inggris adalah kita. Satu-satunya orang yang bisa membuat kita berpenghasilan 500 juta per tahun adalah kita.
Jika kita menerima tanggung jawab itu, berarti kita sudah mengambil kendali. Kita menjadi penguasa atas nasib kita sendiri.
Terimalah tanggung jawab atas tingkat energi kita, untuk menanamkan sebuah sikap mental yang positif, atas apa yang kita makan, dan untuk berolahraga secara rutin.
Terimalah tanggung jawab atas kualitas dari kehidupan keluarga kita, atas jumlah uang yang kita hasilkan, untuk mengejar target-target yang menurut kita berharga dan bernilai, untuk mendapatkan pengetahuan dan kepuasan diri.
Terimalah tanggung jawab untuk menetapkan target-target dan bertekad untuk lebih dulu membayar harganya.
Terimalah tanggung jawab untuk menjadi kreatif, untuk menetapkan target, untuk menerapkan sebuah strategi bisnis yang sukses, untuk menerapkan sebuah strategi marketing yang sukses, untuk menjadi ahli dalam menjual, untuk menjadi ahli dalam bernegosiasi.
Terimalah tanggung jawab dalam kepemimpinan, memahami implikasi finansial dari semua aktivitas kita, dan mengatur waktu kita dalam sebuah sikap yang konsisten dengan tercapainya target-target kita.
Umumnya, seseorang sangat enggan untuk berubah. Mereka memikirkan tentang penderitaan yang timbul dan dirasakan saat proses belajar dan bertindak menjadi orang yang lebih positif (karena energi yang dikeluarkan sangatlah besar).
Kami menganjurkan orang-orang ini untuk memikirkan penderitaan yang diakibatkan dari ketidakmauan untuk berubah. Pikirkan tentang penderitaan saat ini, yang artinya, tanpa berubah kita akan tetap berada diposisi kita seperti sekarang ini.
Untuk beberapa waktu, fokuskan dan konsentrasikan pada penderitaan ini. Untuk sepanjang sisa hidup kita, apakah kita ingin tetap menginginkan pekerjaan yang sama, jumlah uang yang sama, rumah yang sama, mobil yang sama, orang-orang yang sama dalam kehidupan kita, liburan yang sama, emosi-emosi negatif yang sama?
Dengan memfokuskan dan mengkonsentrasikan pada semua penderitaan ini, seharusnya akan memberikan kita kemauan untuk berjuang agar bisa berubah.
Imajinasikan betapa menyenangkannya hidup kita nanti saat kita sudah berubah. Imajinasikan pekerjaan yang lebih baik, kepuasan yang lebih besar, rumah yang lebih baik, pengakuan yang lebih tinggi, kehormatan, dan lain-lain.
Setiap kali kita menemukan diri sedang melakukan apa yang seharusnya tidak kita lakukan, maka pikirkan tentang penderitaan akibat dari ketidak mauan untuk berubah -- rumah yang sama, hubungan yang sama, pekerjaan, income, dan lain-lain.
Orang-orang yang sukses adalah orang-orang yang melakukan apa yang tidak mau dilakukan oleh orang-orang yang tidak sukses. Selalu ada sebab untuk semuanya. Saat orang-orang tidak punya uang, maka pasti ada sebabnya.
Hubungkan antara apa yang tidak kita inginkan dengan penderitaan. Tetap menjadi seperti apa adanya diri kita itu mungkin akan menjadi sangat menyakitkan. Hubungkan apa yang kita inginkan dengan kenikmatan.
Saat belajar dan memaksakan diri kita untuk berpikir lebih positif, fokuskan pada kenikmatan yang di dapat dari tercapainya target-target kita. Mengubah diri sendiri itu lebih mudah dibanding mengubah dunia. Jutaan orang berharap bahwa dunia akan berubah untuk menolong mereka. Tapi itu tidak akan pernah terjadi.
Apakah berusaha itu layak untuk dilakukan?
Orang-orang termotivasi oleh keinginan dan rasa takut.
Begitu kita sudah menetapkan target, ajukan pertanyaan: apakah layak membayar harga untuk mencapai apa yang aku inginkan ? Apakah kita sudah siap untuk membayar biaya untuk mencapai tingkat kesehatan tertentu, hubungan-hubungan yang menyenangkan, jumlah uang, dan lain-lain?
Lalu ajukan pertanyaan yang berbeda: apakah kita sanggup untuk tidak membayar biayanya ? Apakah kita ingin tetap seperti sekarang ini dan berada di posisi seperti sekarang ini untuk seluruh sisa hidup kita - pekerjaan, penghasilan, rumah, mobil, rekan-rekan yang sama?
Mungkin, prospek ini akan menghasilkan motivasi dari rasa takut kita untuk hidup dalam keadaan yang selalu sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar