Menyesuaikan Pendidikan dengan Bakat, Karakter dan Minat Anak



Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan potensi individu. Melalui pendidikan, potensi yang dimiliki oleh siswa akan diubah menjadi kompetensi. Kompetensi mencerminkan kemampuan dan kecakapan siswa dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan. Tugas pendidik atau guru dalam hal ini adalah memfasilitasi siswa  sebagai individu untuk dapat mengembangkan potensi yang dimiliki menjadi kompetensi sesuai dengan cita-citanya.  Oleh karenanya program pendidikan dan pembelajaran seperti yang berlangsung saat ini harus lebih diarahkan atau lebih berorientasi kepada invidu sebagai peserta didik yaitu siswa. Setiap siswa memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda antara yang satu dengan yang lain. Tidak semua individu memiliki profil intelegensi yang sama. Setiap individu juga memiliki bakat dan minat belajar yang berbeda-beda.
Robert J. Sternberg (2009) pada konferensi Liberal Education and Effective Practice (12 – 13 Maret 2009) menyampaikan bahwa  pendidikan yang berlangsung saat ini lebih banyak dilaksanakan dengan cara membuat generalisasi terhadap potensi dan kemampuan siswa. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman pendidik tentang karakteristik individu.  Salah satu karakteristik penting yang perlu dipahami oleh guru sebagai pendidik adalah bakat, karakter dan kecerdasan siswa. Guru yang tidak memahami kecerdasan siswa akan memiliki kesulitan dalam memfasilitasi proses pengembangan potensi individu menjadi yang dicita-citakan. Generalisasi terhadap kemampuan dan potensi siswa memberikan dampak negatif yaitu siswa tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan secara optimal potensi yang ada pada dirinya. Bisa jadi, rendahnya mutu lulusan sekolah yang dirasakan saat ini sebagai akibat penanganan yang salah telah dilakukan oleh sistem yang ada, sehingga kita telah kehilangan bakat-bakat cemerlang.  Siswa yang cerdas tidak dapat mengembangkan potensi diri mereka secara optimal.

Menurut  Abu Ahmadi (1993), pada umumnya orang tua dan pendidik kurang mengerti dan kurang memahami hal-hal yang menyebabkan anak-anak gagal dalam belajar. Hal ini bisa di sebabkan oleh bermacam faktor antara lain faktor biologis  yang berhubungan dengan jasmani anak baik kesehatan maupun cacat badan dan faktor psikologis yang berhubungan dengan intelelligensia, perhatian, minat, bakat, dan emosi. Faktor intelelligensi berpengaruh besar terhadap kemajuan belajar anak. Bila faktor ini rendah maka anak tersebut akan kesulitan mencapai hasil belajar yang baik karena kurang mengerti apa yang di pelajarinya, sehingga anak perlu bantuan dan tambahan pendidikan baik dari orang tua maupun dari guru prifat. Untuk dapat menjamin belajar yang baik, anak harus memiliki perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Apabila bahan itu tidak menarik baginya maka akan menimbulkan rasa bosan, malas, sehingga prestasinya menurun. Untuk itu pendidik harus mengusahakan agar bahan ajar yang diberikan kepada siswa harus menarik, dengan penyajian yang unik dan menimbulkan simpatik. Minat dan bakat memberikan pengaruh yang kuat agar pembelajaran mendapatkan perhatian siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar