Pendidikan pada dasarnya merupakan
suatu proses pengembangan potensi individu. Melalui pendidikan, potensi yang
dimiliki oleh siswa akan diubah menjadi kompetensi. Kompetensi mencerminkan
kemampuan dan kecakapan siswa dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan. Tugas
pendidik atau guru dalam hal ini adalah memfasilitasi siswa sebagai individu untuk dapat mengembangkan
potensi yang dimiliki menjadi kompetensi sesuai dengan cita-citanya. Oleh karenanya program pendidikan dan
pembelajaran seperti yang berlangsung saat ini harus lebih diarahkan atau lebih
berorientasi kepada invidu sebagai peserta didik yaitu siswa. Setiap siswa
memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda antara yang satu dengan yang lain.
Tidak semua individu memiliki profil intelegensi yang sama. Setiap individu
juga memiliki bakat dan minat belajar yang berbeda-beda.
Robert J. Sternberg (2009) pada
konferensi Liberal Education and Effective Practice (12 – 13 Maret 2009)
menyampaikan bahwa pendidikan yang
berlangsung saat ini lebih banyak dilaksanakan dengan cara membuat generalisasi
terhadap potensi dan kemampuan siswa. Hal ini disebabkan karena kurangnya
pemahaman pendidik tentang karakteristik individu. Salah satu karakteristik penting yang perlu
dipahami oleh guru sebagai pendidik adalah bakat, karakter dan kecerdasan siswa.
Guru yang tidak memahami kecerdasan siswa akan memiliki kesulitan dalam
memfasilitasi proses pengembangan potensi individu menjadi yang dicita-citakan.
Generalisasi terhadap kemampuan dan potensi siswa memberikan dampak negatif
yaitu siswa tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan secara optimal
potensi yang ada pada dirinya. Bisa jadi, rendahnya mutu lulusan sekolah yang
dirasakan saat ini sebagai akibat penanganan yang salah telah dilakukan oleh
sistem yang ada, sehingga kita telah kehilangan bakat-bakat cemerlang. Siswa yang cerdas tidak dapat mengembangkan
potensi diri mereka secara optimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar