Berhenti Mencari Alasan dan Pembenaran Diri

Kita harus menerima bahwa dimanapun posisi kita dalam kehidupan saat ini, adalah akibat langsung dari pengetahuan, kemampuan dan sikap kita sendiri. Jika kita ingin berada di tempat lain dalam tiga tahun mendatang, berarti kita harus meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan sikap kita.

Berhentilah mencari-cari alasan. Ambil keputusan untuk berubah. Jika kita tidak mau berubah, hidup kita tidak akan pernah berubah. Mengapa begitu banyak orang yang tetap bertahan selama bertahun-tahun pada pekerjaaan yang tidak mereka sukai, merasa tidak dibutuhkan dan dihargai?

Jawabannya adalah karena mereka berhenti belajar dan tetap memegang sikap yang sama yang telah membawa mereka pada pekerjaan tersebut. Kerja keras saja bahkan tidak cukup. Semakin sering kita melakukan apa yang kita lakukan, semakin banyak kita mendapatkan apa yang sudah kita dapatkan.

Bekerja sangat keras pada pekerjaan yang kita lakukan saat ini tidak akan mengarah pada kesuksesan dimasa depan. Jika kita ingin menghasilkan lebih banyak, berarti kita harus mau belajar lebih banyak.

Jika kita ingin memiliki pekerjaan yang kita inginkan dalam tiga tahun mendatang, berarti kita harus mengubah sikap dan berusaha mengembangkan diri.

Dengan menanamkan sikap mental yang positif akan meningkatkan rasio kesuksesan kita secara dramatis dan sangat cepat. Untungnya, sikap itu bisa diubah hanya dalam hitungan detik. 

Kita sering berasumsi bahwa untuk menjadi sukses haruslah cerdas, sangat ahli, tampan/cantik, punya banyak keberuntungan, punya banyak koneksi, dan berada ditempat yang tepat pada waktu yang tepat. Faktor-faktor tersebut telah dipelajari selama bertahun-tahun  dan telah terbukti tidak relevan dengan kesuksesan secara umum dan terutama kesuksean dalam bisnis.

Kita semua telah dirugikan oleh kepercayaan-kepercayaan yang membatasi diri dan sikap-sikap yang negatif. Buang kepercayaan-kepercayaan yang membatasi diri tersebut. 

Kita menganggap bahwa diri kita tidak mampu menjual, menjadi kreatif, melakukan presentasi, memahami marketing, mengembangkan skill-skill kepemimpinan, memahami strategi, memahami implikasi finansial dari aksi-aksi kita. Semua itu hanyalah beberapa contoh dari kepercayaan-kepercayaan yang membatasi diri. Pertanyakan kepercayaan-kepercayaan kita mengenai diri sendiri. Kepercayaan kita tidak di dasari oleh realitas. 

Rasa percaya diri tersebut, umumnya di dasari oleh ide-ide yang telah ditanamkan ke dalam pikiran kita selama bertahun-tahun, entah oleh diri kita sendiri atau oleh orang lain. Kita bisa segera membuang kepercayaan-kepercayaan itu jika kita mau berusaha.

Emosi-emosi negatif adalah penghalang terbesar kita. Orang umunnya mengadopsi sebuah sikap yang sangat negatif. Mereka menyalahkan orang lain atas kondisinya. Mereka merasa tidak layak untuk sukses. Mereka menderita karena merasa iri, benci, mengasihani diri, stress, cemas, takut gagal dan takut ditolak.

Berusahalah semaksimal mungkin untuk menyingkirkan emosi-emosi negatif kita.

Cobalah untuk menggantinya dengan emosi-emosi yang lebih positif.

Fokus dan konsentrasikan pada emosi positif dari kemauan untuk menerima tanggung jawab, senang dengan apa yang kita lakukan, antusias, punya harapan yang positif mengenai diri sendiri dan orang lain, memberikan keceriaan dan cinta pada pekerjaan dan orang lain.

Terimalah tanggung jawab untuk menetapkan target dan mencapainya, dan berhentilah mencari-cari alasan.

Kita semua sangat ahli dalam mencari-cari alasan mengenai penyebab kenapa kita tidak bisa mendapatkan apa yang kita inginkan. Jawabannya adalah dengan menetapkannya sebagai suatu target, lalu bertekad untuk lebih dulu membayar biayanya.

Jika kita tidak siap untuk membayar biaya yang harus kita keluarkan, maka kita tidak bisa mendapatkannya - keputusan ini ada di tangan kita.

Dunia ini penuh dengan orang-orang yang menderita karena mereka menolak untuk berubah. Jutaan orang ingin lebih dulu dihadiahi. Sayangnya, hukum alam tidak bekerja seperti itu. Hukum alam mengharuskan kita untuk lebih dulu membayar harga dari kesuksesan.

Pelajari cara menunda kesenangan. Jangan dulu hadiahi diri kita sebelum kita mencapai hasil yang dihasratkan. Jangan berharap konsumen akan membayar kita sebelum kita mampu meningkatkan kehidupan mereka dalam cara yang mereka inginkan.

Kita bisa meningkatkan kesehatan, hubungan, pengetahuan, kepuasan diri kita. Kita bisa memulainya dengan sesuatu yang simpel. Misalnya, kita bisa meningkatkan kondisi rambut, aroma tubuh, pakaian, kebun, kondisi mobil, cara kita merawat diri, sikap, pengetahuan kita, dan seterusnya.